Label

Kamis, 14 Juni 2012

Hadiri Rapat Kabinet, Menteri Syarif Hasan Naik Motor Esemka (KANZEN)


Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan menggunakan sepeda motor Hybrid Esemka hasil modifikasi Siswa Menengah Kejuruan ketika menuju Istana untuk mengikuti Sidang Kabinet Paripurna (Kamis, 10/5).

Menteri Syarif berangkat dari lobi kantor Kementerian Koperasi dan UKM di Jalan, Rasuna Said, Jakarta Selatan pada pk.13.00 WIB, didampingi Deputi Bidang Produksi, Braman Setyo serta tim protokoler dan tim SMK 4 Jakarta Utara sebagai salah satu sekolah yang memodifikasi motor hybrid. "Motor modifikasi hybrid ini harus dikembangkan penggunaannya oleh masyarakat, karena penggunaannya sangat bermanfaat melakukan penghematan bahan bakar minyak (BBM)," Syarief Hasan kepada wartawan setiba di gerbang masuk Istana.Dia menempuh perjalanan sekitar 30 menit mengambil rute Jalan Rasuna Said menuju kawasan Menteng, Tugu Tani, Gambir dan selanjutnya menuju kawasan Istana mengikuti Rapat Kabinet.



Motor yang dikendarai Menteri Koperasi dan UKM Sempat berhenti di atas jembatan Rasuna Said, karena belum menguasai penggunaan motor hybrid. Namun lancar hingga tiba di depan Istana"Ingat, modifikasi motor ini dilakukan oleh anggota koperasi, oleh karena itu masih perlu disempurnakan teknologinya agar bisa digunakan secara masal oleh masyarakat. Pada akhirnya bisa melakukan penghematan BBM," tukas Sjarifuddin Hasan seraya memasuki gerbang kawasan Istana.Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM, Braman Setyo yang bertanggungjawab terhadap keterlibatan Siswa SMK Seluruh Indonesia memproduksi motor hybrid, mengatakan ke depan seluruh Siswa SMK akan dilibatkan melakukan modifikasi motor hybrid."Koperasi sekolah yang terlibat dalam modifikasi ini baru terdata sekitar 51, sedangkan total koperasi SMK mencapai 7.700 unit di seluruh Indonesia. Ini merupakan hasil terobosan baru di bidang teknologi yang diciptakan siswa SMK," ungkapnya.Menurut dia, secara bertahap akan dilakukan penyempurnaan teknologi motor hybrid agar bisa lebih optimal kinerjanya. Termasuk kapasitas voltase dari baterai yang digunakan sebagai motor penggerak roda depan. "Disebut inovasi baru, karena memiliki dwi fungsi."Ketika baterai sudah tidak mampu mendorong beban, bisa digantikan ke posisi semula untuk menghidupkan mesin motor seperti biasanya mengandalkan BBM. Jadi, konsumen tidak perlu repot mengisi ulang baterai ketika suplainya habis.Penyempurnaan teknologi yang akan dilakukan khususnya penambahan daya melalui kapasitas voltase baterai. Motor yang dipakai Menteri Koperasi dan UKM tergolong besar sehingga bisa mencapai 35-40 km per jam. Kekuatan baterainya 48 volt. Apabila kapasitas voltase dinaikkan hingga 2.000 kecepatan maksimalnya bisa mencapai 50 km per jam.  Modifikasi motor hybrid memindahkan tenaga dorong ke roda depan, dan biayanya sekitar R2,5 juta per unit sudah termasuk baterai utama. Kapasitas volatse terdiri dari tiga level, masing-masing 500, 1.000, dan 2.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar